190 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tiadalah Berpikirkritis dalam Islam--materi PAI kelas XII. John Dewey dalam Fisher (2001:2) : "Berpikir kritis atau Berpikir Replektif adalah perimbangan yang aktif, persistent (terus-menerus) dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pangetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan Tugaspidato agama islam mengenai Kajian Al-Qur'an dan Hadits tentang Berpikir Kritis Objektik dan Seimbang.Jessenia Rafa (11)XII-MMGuru bidang studi: Al Ust Mengenaihadits yang dimaksud, di sini kami akan membagikan daftar hadits shahih tentang berpikir kritis. Anjuran tersebut tertera dalam beberapa hadits shahih tentang berpikir kritis, objektif, dan seimbang. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Tafakkur atau berpikir yang benar 2 Istiqomah Sebagai Petunjuk. "Ucapkanlah: "Allahummah dinii wa saddidnii" (Ya Allah berilah aku petunjuk dan jadikanlah aku benar dan lurus dalam seluruh perkaraku).". "Dan ingatlah petunjuk (yang anda ucapkan dalam doamu) adalah sebagaimana anda mendapatkan petunjuk ketika meniti jalan dan ingatlah kelurusan (yang anda ucapkan Sites De Rencontres Totalement Gratuits Pour Seniors. 0% found this document useful 0 votes0 views18 pagesOriginal 1Copyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes0 views18 pagesDokumen - Tips - Berpikir Kritis Objektif Dan Seimbang Secara IslamOriginal Title 1Jump to Page You are on page 1of 18 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 16 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. PowerPoint Presentation Berpikir kritis, objektif dan seimbangNama Anggota Kelompok Irfan PriambudiKurnia Cahya RahmaniLayla Noer AndienaMega Fitriyani Perintah Berpikir Kritis Berpikir Kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah Sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan. Berangkat dari definisi di atas, sikap dan tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap ayat-ayat Allah Swt. Adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya, kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif. Perintah Berpikir Kritis terdapat didalam Imran/3190-191. 190 191 Artinya Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. QS. Ali-Imran 190-191. Asbabun Nuzul Asbabun nuzul adalah sebab-sebab/latar belakang turunnya ayat/surat dalamAl-Qur’an. Asbabun Nuzul Ali Imran 190-191 At-Thabrani dan Ibnu Hatim meriwayatkan hadist dari Ibnu Abbas dia berkata, Orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepada mereka, “Apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?”. Orang-orang Yahudi itumenjawab, “Tongkat dan tangannya yang putih bersinar bagi orang-orang yang melihatnya.” Kemudian orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanyakepada mereka “Apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa?” Mereka menjawab, “Dia dulu menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kusta dan menghidupkan orang mati”. Selanjutnya mereka mendatangi Nabi Muhammad SAW. lalu mereka berkata kepadabeliau, “Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit Shafa dan Marwahmenjadi emas untuk kami” Lalu beliau berdoa, maka turunlah firman Allah Ali Imran 190-191. Isi KandunganTanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang tersebar di alam raya ini, harus dijadikan sebagai media berpikir oleh umat islam, sehingga menghasilkan hikmah, manfaat, dan pergantian siang dan malam, jangan dijadikan sebagai pergantian biasa tanpa ada tujuan dan faedah, karena ia merupakan salah satu tanda kebesaran Allah swt. Yang membutuhkan akal untuk memikirkan;Semua tanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang bertebaran di alam raya ini, hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang memiliki akal sehat dan akal budi yang disebut ulil albab adalah hamba-hamba Allah swt. Yang selalu mengisi setiap waktunya untuk mengingat Allah swt. Dalam keadaan apapun, dan selalu menggunakan akal pikirannya, sehingga menghasilkan maslahat yang banyak untuk orang ciptaan Allah swt. Memiliki manfaat, dan tidak ada satu jenis makhluk pun yang diciptakan tanpa makna sia-sia, meskipun tidak semua manusia dapat memahaminya. Ulil albab juga melakukan pemikiran kritis, objektif, dan seimbang terhadap segala sesuatu atau problematika yang muncul, sehingga hasil pemikirannya tidak menjadikan pihak lain ragu dan bimbang, sampai pada akhirnya tidak memunculkan adanya sangkaan buruk kepada segala pemikiran yang dilakukan Ulil albab, menimbullkan kesadaran diri bahwa semua ini bersumber dari Allah, dan menimbulkan ajakan terhadap diri sendiri dan pihak lain agar semakin dekat taqarrub kepada Allah swt. Sehingga jika pemikiran seperti ini diterapkan akan mengantarkan pada keselamatan dunia akhirat, sekaligus terhindar dari kesengsaraan hidup api neraka. Sikap yang mencerminkan AyatBerusaha memahami Al-Quran dan hadis dengan baik dan benar, serta kritis dan objektif dalam menghadapi problematika yang ada melalui berbagai sumber atau rujukan yang bersikap kritis dalam memahami semua fenomena alam, sehingga mampu menemukan manfaat, faedah, dan maslahat dari tanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang ada di alam pikiran yang kritis terhadap problematika yang muncul, sehingga tidak menimbulkan keburukan bagi orang orang bersyukur adalah menggunakan akal pikiran, qalbu, dan nafsu secara seimbang dan proposional, sehingga semua anugerah tersebut, membuahkan hasil yang baik dan benar, positif, serta Allah swt., dalam segala kondisi, baik dalam keadaan senang maupun susah, kaya-miskin, maupun suka-duka, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Kajian Hadits Tentang Berpikir Kritis Al-Quran dan hadits merupakan dua sumber hukum yang tidak dapat dipisahkan. Hadits menguatkan hukum yang telah ditetapkan Al-Quran. Berikut ini contoh hadits yang terkait dengan kajian berpikir kritis dan objektif. Ibnu Abbas berkata ketika aku menginap dirumah bibiku Maimunah, Rasulullah saw. Berbincang-bincang sesaat bersama istrinya. Kemudian beliau tidur. Tatkala tiba waktu sepertiga malam terkahir, beliau duduk dan melihat ke langit, lalu beliau membaca, Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal. Ali Imran/3 190. Lalu beliau berwudhu dan bersiwak, kemudian shalat sebelas rokaat. Setelah mendengar Bilal adzan, beliau shalat dua rakaat kemudian beliau keluar untuk shalat subuh. Bukhari Kandungan Makna HaditsInformasi bahwa Rasulullah saw., adalah seorang hamba yang sangat rajin beribadah, terutama di malam hari, padahal beliau adalah seorang Rasul yang masum terjaga dari dosa.Rasulullah saw., mengingatkan kita melalui bacaan Ali Imran/3190. Agar akal pikiran digunakan bukan hanya untuk urusan duniawi, tetapi juga untuk menggunakan seluruh potensi yang dimiliki, harus selalu dilakukan, sehingga pola hidupnya tidak terjerembab dalam kehinaan dan kubangan dosa atau cerdas seorang, seharusnya semakain mendekatkan dirinya kepada Allah swt. Yang dibuktikan dengan melaksanakan shalat malam dan amalan sunnah lainnya. Penjelasan Ali Imran/3 190-191 dan Hadits Terkait tentang Berpikir Kritis Allah swt., melalui Ali Imran/3 190, mengajak manusia untuk berpikir dan merenungi tentang penciptaan langit dan bumi. Semua itu, merupakan tanda-tanda kebesaran Allah swt., bagi mereka yang mau memikirkan fenomena tersebut, dan mereka itulah yang disebut ulil albab. Lebih lanjut, Ibnu Katsir menjelaskan makna lainnya, yaitu perlunya manusia memikirkan dan mengambil manfaat dari penciptaan langit dengan ketinggian dan luasnya, serta penciptaan bumi dengan kerendahannya dalam pandangan manusia, ketebalannya, dan kekokohannya. Kemudian, apa yang terdapat di antara keduanya, seperti bintang-bintang, lautan, gunung, pepohonan, tumbuhan, buah-buahan, binatang, barang tambang, pertukaran malam dan siang, semua itu merupakan kehendak Allah swt. Semula, fenomena tersebut adalah tanda-tanda kebesaran Allah swt. Bagi orang-orang yang memiliki akal sempurna. Akal yang mampu menangkap hakikat dan hikmah segala sesuatu , dan semua itu menjadi inspirasi orang berakal. Tidak seperti orang yang berpura-pura tidak mendengar seruan Allah dan Rasul-Nya serta selalu berpaling dari semua tanda-tanda kebesaran Allah swt., meski tanda-tanda tersebut terbentang dengan jelas dan nyata. Semula, fenomena tersebut adalah tanda-tanda kebesaran Allah swt. Bagi orang-orang yang memiliki akal sempurna. Akal yang mampu menangkap hakikat dan hikmah segala sesuatu , dan semua itu menjadi inspirasi orang berakal. Tidak seperti orang yang berpura-pura tidak mendengar seruan Allah dan Rasul-Nya serta selalu berpaling dari semua tanda-tanda kebesaran Allah swt., meski tanda-tanda tersebut terbentang dengan jelas dan nyata. Sementara itu, dalam Imran/3 191, dijelaskan karakter lain ulil albab, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat-Nya dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, Rasulullah saw., menegaskan, agar kita senantiasa mengingat Allah swt., dalam segala keadaan, baik sedang kaya atau miskin, suka dan duka. Artinya, kita jangan pernah putus dari zikir mengingat Allah, baik melalui sarana hati, lisan maupun dengan perbuatan. Silih bergantinya siang dan malam, merupakan fenomena yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fisika, bumi berputar mengelilingi matahari. Gerakan miring tersebut memberi dampak musim yang berbeda. Selain itu, rotasi bumi distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi, sehingga semua saling terkait. Orang yang berfikir kritis dan cerdas adalah orang yang memiliki visi jauh ke depan dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang sesungguhnya, yaitu kehidupan di akhirat. Orang yang tidak meyakini akan adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apapun. Imam ibnu katsir memuat banyak nasihat tentang berpikir kritis, antara lain sebagai berikutIbnu Abbas berkata Shalat dua rakaat yang sedang tidak terlalu lama dan tidak pula terlalu singkat dengan penuh perenungan, lebih baik daripada shlata sepanjang malam tetapi hatinya al-Basri berkataBerpikir merenung adalah cermin yang memperlihatkan kebaikan dan anak Adam, makanlah untuk sepertiga perutmu, minumlah untuk sepertiganya lagi, dan biarkan sepertiga lainnya lapang supaya bisa mendengar dari banyak sahabat nabi berkata Sesungguhnya cahaya iman adalah bin Uyainah berkata berpikir merenung adalah cahaya yang merasuki jiwa. – Hadits tentang berpikir kritis. Dalam mengambil keputusan, kita tidak boleh bertindak sembarangan melainkan harus berpikir benar-benar matang. Jangan sampai kita hanya melakukan sesuatu tanpa pikir panjang. Hal tersebut pada akhirnya hanya akan membuat segalanya menjadi lebih buruk. Berpikir kritis sangat diperlukan untuk memastikan dan menganalisa apa kemungkinan yang terjadi jika kita melakukan sebuah tindakan. Berpikir kritis juga bisa membantu kita terhindar dari kemungkinan buruk yang akan terjadi di masa depan. Dalam Islan, hal ini, yaitu berpikir kritis sangat diperlukan karena merupakan perbuatan yang benar-benar terpuji. Anjuran tersebut tertera dalam beberapa hadits shahih tentang berpikir kritis, objektif, dan seimbang. Anda bisa langsung melihat kumpulan hadits yang kami maksud tentang berpikir kritis tersebut di bawah ini. Silahkan simak ulasan lengkapnya pada pembahasan berikut. Daftar Hadits Tentang Berpikir Kritis Langsung saja tanpa banyak pikir panjang lagi, simak saja ulasan lengkap kumpulan daftar hadits dan dalil shahih tentang berpikir kritis, objektif, dan seimbang. Ditulis dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahan Indonesia sesuai sunnah. Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus dari Nabi saw. Beliau bersabda “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah Swt. dengan harapan kosong”. At-Tirmizi Dari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda “Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang terpahit dideritanya?” at-Tirmidzi Kesimpulan Sekian pembahasan lengkap mengenai daftar hadits tentang berpikir kritis, hadits tentang berpikir kritis arab, dalil berpikir kritis dalam islam, hadits tentang berpikir kritis objektif dan seimbang, hadits tentang demokrasi, manfaat berpikir kritis dalam islam, hikmah berpikir kritis, islam memerintahkan umat islam untuk senantiasa berpikir kritis dan demokratis mengapa, jelaskan menerapkan perilaku mulia dengan berpikir kritis. Baca Anda sedang mencari informasi seputar hadits tentang berpikir kritis objektif dan seimbang? Jika iya, maka Anda sangat beruntung. Disini kami telah mengumpulkan informasi yang Anda cari tersebut dengan sistematis dan runut. Semoga bermanfaat ya!1. Jangan Terlalu Kritis Terhadap Apa yang Tidak Diharamkanإِنَّ أَعْظَمَ الْمُسْلِمِيْنَ جُرْمًا مَنْ سَأَلَ عَنْ شَيْءٍ لَمْ يُحَرَّمْ، فَحُرِّمَ مِنْ أَجْلِ مَسْأَلَتِهِ.“Sesungguhnya kaum Muslimin yang paling besar dosanya ialah orang yang menanyakan sesuatu yang tidak diharamkan, kemudian sesuatu tersebut diharamkan dengan sebab pertanyaannya itu.” HR BukhariMaksudnya bahwa semua yang dibutuhkan kaum Muslimin dalam agama mereka itu mesti akan dijelaskan Allah dalam kitab-Nya dan disampaikan Rasul-Nya dari-Nya. Setelah itu, siapa pun tidak perlu bertanya lagi karena Allah Ta’ala lebih tahu tentang kemashlahatan hamba-hamba-Nya daripada apa saja yang di dalamnya terdapat petunjuk dan manfaat bagi kaum Muslimin, Allah Ta’ala pasti menjelaskannya kepada mereka tanpa didahului pertanyaan, seperti difirmankan Allah Ta’ala,يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ أَن تَضِلُّوا۟ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌۢ“Allah menerangkan hukum ini kepada kalian agar kalian tidak sesat.” TQS An-Nisa 176Maka pada saat itu tidak butuh lagi bertanya tentang sesuatu, apalagi sesuatu yang belum terjadi dan tidak ada kebutuhan padanya. Justru kebutuhan yang penting ialah memahami apa yang telah dijelaskan Allah dan Rasul-Nya menurut pemahaman para sahabat lalu mengikutinya, dan Banyak Bertanya Sumber Kebinasaanمَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.“Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi Nabi-nabi mereka.” HR Bukhari dan MuslimHadits ini atas menunjukkan tentang larangan menanyakan hal-hal yang tidak perlu karena jawaban pertanyaan tersebut justru menyusahkan penanya, misalnya pertanyaan penanya apakah ia di neraka atau di surga? Apakah ayahnya bernasabkan kepadanya atau tidak?Tidak hanya itu, disini juga menunjukkan larangan bertanya dengan maksud membuat bingung, tidak berguna dan sia-sia, serta mengejek seperti biasa dilakukan orang-orang munafik dan Bani Israil pada zaman Berpikir Kritis Terhadap Ciptaan Allah تَفَكَّرُوا في آلاءِ اللهِ ، و لا تَفَكَّرُوا في اللهِ عزَّ و جلَّ“Berpikirlah kalian tentang ciptaan Allah, dan jangan berpikir tentang zat Allah Azza wa Jalla.” HR ThabraniDalam proses mencapai keimanan, para ulama sepakat bahwa seorang manusia harus menggapainya dengan dalil aqli. Dalil aqli sendiri adalah dalil atau petunjuk terhadap sesuatu yang berlandaskan seorang muslim ketika mengimani adanya Allah misalnya, maka dia harus percaya karena memang telah berfikir secara kritis terhadap dirinya sendiri bahwasanya Allah memang betul-betul ada. Bagaimana caranya? Yaitu dengan memperhatikan setiap ciptaan Allah seperti alam semesta, kehidupan dunia, dan manusia itu manusia betul-betul berpikir secara maksimal terhadap 3 zat tadi, maka sudah dapat dipastikan dia akan mendapati bahwa semuanya merupakan ciptaan yang lemah dan membutuhkan sang pencipta, dalam hal ini tentu adalah makna dari frasa “jangan berpikir tentang zat Allah Azza wa Jalla” adalah larangan bagi manusia untuk langsung berpikir tentang zat Allah itu sendiri. Seperti berpikir tentang Allah itu pria atau wanita sih? Apakah dia punya anak? Bagaimana wajahnya? Dan pertanyan-pertanyaan semisal dilarang? Karena manusia merupakan mahluk lemah yang tidak dapat menjangkau zat Allah itu sendiri. Sebab pada hakikatnya akal manusia itu terbatas. Sedangkan zat Allah merupakan perkara yang tidak dapat dijangkau oleh akal sudah selayaknya bagi kita untuk beriman kepada Allah dengan sebetul-betul iman. Maksudnya memang merupakan keimanan yang bersandarkan akal bukan sekedar taqlid atau karena mengikuti orang lain. Sebab keimanan yang bersandarkan kepada proses berpikir akan menciptakan keimanan yang kuat dan tahan lama. Wallaahu A’lamBaca jugaHadits Tentang Hati dan PerasaanMembantu Anda menelusuri informasi seputar kehahalan produk yang beredar di tengah masyarakat. Saat ini sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ikuti kami di Telegram! – Hadits tentang berpikir kritis. Dalam mengambil keputusan, kita tidak boleh bertindak sembarangan melainkan harus berpikir benar-benar matang. Jangan sampai kita hanya melakukan sesuatu tanpa pikir panjang. Hal tersebut pada akhirnya hanya akan membuat segalanya menjadi lebih buruk. Berpikir kritis sangat diperlukan untuk memastikan dan menganalisa apa kemungkinan yang terjadi jika kita melakukan sebuah kritis juga bisa membantu kita terhindar dari kemungkinan buruk yang akan terjadi di masa depan. Dalam Islan, hal ini, yaitu berpikir kritis sangat diperlukan karena merupakan perbuatan yang benar-benar tersebut tertera dalam beberapa hadits shahih tentang berpikir kritis, objektif, dan seimbang. Anda bisa langsung melihat kumpulan hadits yang kami maksud tentang berpikir kritis tersebut di bawah ini. Silahkan simak ulasan lengkapnya pada pembahasan Hadits Tentang Berpikir Kritis1. Perintah Berpikir Kritis2. Pemikir KritisDaftar Hadits Tentang Berpikir KritisLangsung saja tanpa banyak pikir panjang lagi, simak saja ulasan lengkap kumpulan daftar hadits dan dalil shahih tentang berpikir kritis, objektif, dan seimbang. Ditulis dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahan Indonesia sesuai Perintah Berpikir KritisDari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus dari Nabi saw. Beliau bersabda “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah Swt. dengan harapan kosong”. At-Tirmizi2. Pemikir KritisDari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda “Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang terpahit dideritanya?” at-TirmidziKesimpulanSekian pembahasan lengkap mengenai daftar hadits tentang berpikir kritis, hadits tentang berpikir kritis arab, dalil berpikir kritis dalam islam, hadits tentang berpikir kritis objektif dan seimbang, hadits tentang demokrasi, manfaat berpikir kritis dalam islam, hikmah berpikir kritis, islam memerintahkan umat islam untuk senantiasa berpikir kritis dan demokratis mengapa, jelaskan menerapkan perilaku mulia dengan berpikir Hadits Tentang Toleransi BeragamaHadits Tentang Perayaan Maulid Nabi MuhammadDoa Agar Pikiran Terang Arab Latin Artinya

hadits tentang berpikir kritis objektif dan seimbang